t e r a s r u m a h

Kalau polisi mengatakan cara berkendara kita, adalah menggambarkan kepribadian pengendaranya. Begitu juga dengan rumah kita. Rumah menggambarkan kepribadian yang kita miliki. Desain rumah yang kita hasilkan sesungguhnya merupakan runtutan kejadian psikogis kita pada saat kita merencanakannya. Ide-ide kita adalah kepribadian itu sendiri, karenanya munculah konsep rumah minimalis, kolonialis, tropis atau konsep-konsep lain yang tidak lain adalah pencerminan kepribadian kita. Bahkan bila kita tidak tahu apa yang kita inginkan akhirnya sertamerta kita meniru konsep yang ada, itupun sesungguhnya menggambarkan kondisi psikologis pada saat itu. Seorang arsitek dan perencana rumah yang baik, ia akan mencoba jeli dalam menangkap sisi kepribadian dari pemilik. Tidak heran, bila pemilik akan merasa nyaman dengan hasil perencanaannya, atau bahkan pemilik merasa kurang nyaman. Dalam kasus tertentu manakala pemilik tidak memiliki pilihan banyak dalam merencanakan rumahnya, dengan kata lain ia membe...

Pernahkah anda mendengar istilah “ Smart Living ”? dilihat dari padanan katanya tidaklah sulit mengartikannya sebagai “gaya hidup cerdas”. Smart living merupakan cara pandang, pola pikir yang berujung pada paradigma kecermatan, praktis, dan kreatifitas . Namun pengertian ini juga tergantung dari sisi kita memandangnya, misalnya dalam bidang interior, smart living bisa berarti suatu ide atau gagasan mengenai bagaimana menciptakan kondisi interior menjadi lebih efisien, lebih aman, lebih sehat dan estetis. Ide gila sekalipun mengenai bagaimana mengatur tata ruang rumah kita namun mengarah pada konsep cermat, efisien maka anda silahkan menyebutnya “ smart” . Its OK Konsep smart living menjawab akibat semakin sempitnya ruang untuk hunian, sehingga munculah kreatifitas baru, inovasi baru maupun kiat-kiat baru dalam perancangan rumah. Konsep smart living mewakili pandangan orang hidup mengenai semakin perlunya efisiensi, efektifitas, dan kepraktisan dalam gaya hidup. Kon...

Rumah ini bertipe kurang lebih 265m2 dan direncanakan dengan di atas lahan berukuran 21x25,5 m2.Terdiri dari : Kamar tidur utama + 1Km/Wc 3 Kamar tidur anak Km/Wc di dalam bangunan Ruang tamu Ruang keluarga Ruang makan Area service : Dapur, tempat setrika, tempat cuci, tempat jemur di atasnya Garasi Musholla + Tempat wudhu Dengan ukuran lahan yang sangat memadai, tentunya pekerjaan desain menjadi lebih leluasa. Pembagian yang tegas antara Service Area dan Rest Area menjadi kelebihan rumah ini. Perletakan musholla di tengah bangunan menguatkan kesan religi bagi penghuninya. Selain itu untuk menjamin sirkulasi udara dan cahaya yang melimpah maka pintu-pintu dibuka dari segala arah. Rumah ini ditujukan bagi penghuni yang memilik anggota keluarga cukup banyak, mendambakan kenyamanan dalam beristirahat, dan memiliki pribadi religi yang kuat. Semoga sharing ini bermanfaat bagi rekan sekalian.

Renovasi rumah sering menjadi opsi pemilik rumah dalam menyikapi perubahan kebutuhan ruang dalam rumah tinggal, misalnya menambah kamar tidur, membuat tempat jemuran, membuat garasi dan terkadang merubah tampak/fasad rumah. Kebutuhan renovasi rumahpun sering dipicu oleh alokasi dana, sehingga rumah direncanakan dengan konsep rumah tumbuh, akhirnya renovasi pun sulit dihindari. Namun tahukah Anda bahwa terkadang anggaran renovasi rumah adalah lebih mahal dari membangun rumah dari awal?Kenapa bisa begitu? Logika sederhananya adalah adanya tambahan biaya berupa pekerjaan bongkaran dan perbaikan didalamnya ?Contoh, bila kita ingin menambah tingkat rumah kita, maka pekerjaan bongkaran lantai tidak bisa dihindari, karena kita harus menggali pondasi telapak/setempat.Tidak hanya itu saja lantai bongkaran harus kita kembalikan ke posisi semula atau malah diganti dan dirubah yang berarti ada biaya pekerjaan lantai yang harus kita anggarkan, ini belum termasuk biaya pembongkaran plafond, bongkara...